Waspada, gengs! Ancaman di dunia maya sekarang makin ngeri dan gak cuma soal virus atau malware biasa. Para penjahat siber kini makin pintar dengan melancarkan serangan yang menargetkan psikologis dan emosi kita. Menurut Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), di tahun 2025 nanti, ancaman siber akan fokus pada dua hal utama: serangan sosial dan serangan teknis. Untuk melawannya, kita butuh solusi keamanan yang otaknya juga cerdas, yaitu yang berbasis Kecerdasan Buatan atau AI.
Serangan sosial, atau yang kerennya disebut social engineering, ini bahayanya gak main-main. Modusnya ada di sekitar kita setiap hari, mulai dari penipuan online, link judi, konten pornografi, sampai berita bohong alias disinformasi yang sengaja dibikin buat ngaduk-aduk emosi. Celakanya lagi, para penjahat siber ini sekarang pakai AI untuk menciptakan konten deepfake (video atau foto palsu super realistis) yang bikin kita makin susah bedain mana yang asli dan mana yang tipuan.
Bahkan, Kementerian Komunikasi dan Digital mencatat sudah menangani lebih dari 10 juta konten negatif sepanjang tahun 2024 di Indonesia.
Untuk memberikan perlindungan terbaik, DTrust menggunakan teknologi AI
Dari sisi teknis, serangannya juga ikut naik level. Para Threat Actor (sebutan untuk peretas jahat) kini memanfaatkan AI untuk menciptakan malware yang bisa belajar dari sistem yang diserangnya, serangan DDoS yang polanya bisa berubah-ubah, hingga ransomware yang secara otomatis mencari target paling lemah.
Muhammad Haikal Azaim dari PT Datacomm Diangraha mengatakan, “Ancaman siber kini berkembang layaknya entitas hidup—belajar, beradaptasi, dan menyerang secara masif.” Artinya, melawan musuh yang pakai AI, kita juga harus bertahan dengan AI.
Nah, untuk menjawab tantangan ini, PT Datacomm Diangraha memperkenalkan solusi keamanan canggih bernama DTrust. Ini adalah layanan keamanan berbasis cloud yang otaknya AI, dirancang khusus untuk melawan serangan-serangan cerdas tadi. Kerennya, teknologi dari DTrust ini mampu mendeteksi dan merespons ancaman secara real-time, mengenali pola-pola penipuan dan phishing dengan akurasi tinggi, sampai mengisolasi ancaman dan memulihkan sistem secara otomatis hanya dalam hitungan detik.
Baca juga : Review Colorful Z890m Gaming Frozen V20, pantas untuk dicoba!
Lebih dari sekadar software, DTrust juga fokus pada edukasi untuk membekali setiap orang agar lebih waspada terhadap rekayasa sosial. Sebab, pertahanan siber terbaik dimulai dari kesadaran penggunanya. Seperti yang ditambahkan oleh Muhammad Haikal Azaim, keamanan siber berbasis AI bukan lagi pilihan, tapi kebutuhan strategis. Dengan dukungan AI, kita bisa beralih dari yang tadinya reaktif (baru bertindak setelah diserang) menjadi proaktif, yaitu mencegah dan menghentikan serangan bahkan sebelum menimbulkan kerusakan.
More from headline
Predator Hadirkan RAM 192GB dan SSD PCIe Gen5 Terbaru
Di era digital yang menuntut kecepatan dan presisi, kebutuhan akan komponen PC yang tidak hanya kencang, tetapi juga stabil dan …
iBox rayakan 20 tahun, jadi reseller terbesar di Indonesia
iBox, bagian dari Erajaya Digital, merayakan 20 tahun kehadirannya sebagai reseller Apple terbesar di Indonesia. Sejak membuka gerai pertamanya di …
Hands on Gigabyte B850 AORUS STEALTH ICE dan Gigabyte GeForce RTX 5060 EAGLE OC ICE 8G
Sahabat Geekers, menurut kalian sebuah PC berwarna putih itu menarik gak? Kalau mimin Geekers sih pengen banget ya buat PC …